Persalinan adalah terjadi pada
kehamilan aterm (bukan prematur atau post matur) mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya
(bukan partus presipitatus atau partus lama) mempunyai janin (tunggal) dengan
presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis
terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti forseps) tidak mencakup komplikasi
(seperti pendarahan hebat) mencakup pelahiran plasenta yang normal.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan
defenisi persalinan normal ?
2.
Menjelaskan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses
persalinan ?
3.
Menjelaskan
bagaimana mekanisme persalinan ?
4.
Menjelaskan
bagaimana proses melahirkan/persalinan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk menjelaskan defenisi persalinan normal
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yamg mempengaruhi proses
persalinan
3. Untuk mengetahui mekanisme persalinan
4. Untuk mengetahui proses melahirkan/persalinan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Persalinan Normal
Persalinan normal adalah persalinan yang :
- Terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau post matur)
- Mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi)
- Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partu presipitatus atau partus lama)
- Mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis
- Terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti forseps)
- Tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat)
- Mencakup pelahiran plasenta yang normal
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah :
- Power
Kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja
otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu
ibu mengedan atau meneran.
- Passage
Merupakan bagian tulang panggul, serviks vagina dan dasar
panggul (displascement)
- Passenger
Terutama janin (secara khusus bagian kepala janin) plus
plasenta, selaput dan cairan ketuban atau amnio.
Power
Tenaga utama pada
persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim.
1. kontraksi
Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi
untuk sementara waktu. Kontraksi ini terjadi diluar kesadaran di bawah
pengendalian sistem saraf simpatik dan secara tidak langsung mungkin
dipengaruhi oleh sistem endokrin. Kontraksi uterus yang kuat seperti pada
bagian akhir kala I persalinan memberikan tekanan intra uteri sebesar 45 mmHg.
- Retraksi
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadinya
kontraksi, serabut otot tidak mengadakan relaksasi penuh pada akhir kontraksi
tetapi akan mempertahankan sebagian gerakan memendek dan menebal tersebut.
Retraksi merupakan sifat istimewa yang dimiliki oleh otot rahim.
Sebagai akibat
dari retraksi segmen atas dinding uterus secara berangsur-angsur menjadi lebih
pendek tebal dan kavum uteri menjadi lebih kecil. Sementara itu otot-otot
segmen atas yang mengadakan kontraksi dan retraksi menyebabkan serabut-serabut
segmen bawah yang memiliki fungsi khusus serta serviks tertarik keluar sehingga
terjadi penipisan.
- Tenaga sekunder – Mengejan
Tenaga kedua yang
meliputi otot perut dan diafragma digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga
ini dapat dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi
yang dihasilkan otot-otot volunter.
Diafragma dibuat
kaku oleh dada yang diisi udara glotis yang ditutup untuk menahan tekanan
rongga dada. Kedua keadaan ini akan melipat gandakan tekanan pada janin dan
mengurangi ruangan di dalam rongga abdomen sehingga janin terdorong ke bawah
bagian paling rendah ke lintasan keluar di vagina.
Mengejan
memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot
dasar panggul. Meskipun mengejan melibatkan otot volunter gerakan ini menjadi
involunter kalau tekanan kepala janin pada dasar panggul mejadi sangat kuat.
Kadang-kadang pada saat mengejan dikendalikan dan digantikan bernapas
terengah-engah (mulut dan glootis terbuka sementara otot abdomen dibiarkan
lemas)
Passage (lintasan)
Janin harus
berjalan lewat rongga panggul serviks dan vagina sebelum dilahirkan. Untuk
dapat dilahirkan janin harus mengatasi pula tekanan tahanan yang ditumbulkan
oleh struktur dasar panggul.
Rongga Pelvis
Pelvis minor
merupakan bagian panggul yang berada di bawah pintu atas panggul merupakan
rongga sempit yang harus dilewati janin.
a.
Pintu atas panggul
(Pelviks Inlet)
Janin pertama-tama harus masuk kedalam pintu atas panggul pada ginekoid
yang normal pintu atas panggul membentang dari bagian posterior puncak simfisis
pubis ke promontorium sakrum dengan ukuran :
1. anteroposterior 11 cm
2. lateral 13,5 cm
b.
Inklinasio panggul
Panggul tidak teletak dalam posisi tegang lurus terhadap
tulang belakang tetapi miring melandai ke depan dengan pintu atas panggul
berada dalam sudut 60 terhadap bidang horizontal jika wanita tersebut berdiri
tegak.
c. Rongga
Panggul
Rongga panggul atau kavum pelvic memiliki bentuk serkuler melengkung ke
depan dengan diameter rata-rata 12 cm
d. Pintu bawah panggung (Pelvic outlet)
Pintu bawah panggul dibatasi oleh 2 tuber iskiadikum,
permukaan posterior bagian terendah simfisis fubis dan artikulasio
sakrokoksigeal ukurannya :
- anterioposterio 13,5 cm
- lateral 11 cm
Untuk menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala janin harus mengalami
beberapa rangkaian gerakan positif.
Lintasan Lunak (Soft Passages)
Bagian jalan lahir
yang lunak adalah segmen bawah uterus osserviks ekterna vagina dan vulva
setelah terjadi dilatasi serviks yang berbentuk jalan lahir yang bersambung
dengan kepala janin yang menimbulkan dilatasi vagina dan vulva.
Efacement dan Dilatasi
Segmen bahwah
uterus tertarik ke atas serta keluar dan os services harus teregang serta
terbuka yang cukup luas untuk memungkinkan kepala janin terdorong melalui
bagian tersebut. Kepala kita mula-mula meregangkan bagian leher kaus yang mirip
tabung sampai bagian ini bersambung dengan bagian yang lain sedemikian rupa,
lubang leher itu sendiri akan dipaksa membuka sehingga memungkinkan kepala kita
untuk melewatinya.
Ketika menarik
kaus berleher bundar tersebut kebanyakan secara naluri akan menekuk kepalanya
merapatkan dagunya ke dada sehingga diameter kepala terkecil dapat lewat leher
kaus dan kemudian meluruskan kepala sehingga dahi serta muka dapat keluar dari
lubang kaus tersebut. Mula-mula kepala
difleksikan sehingga pada saat inilah terjadi ekstensi pada vulva.
Otot-otot pada
dasar panggung teregang sehingga terbentuk saluran badan perineum mendatar karena tekanan dari kepala janin yang
bergerak maju.
Kandung kemih
bersama uretra yang berada di depan akan tertekan serta tertarik ke atas,
rektum serta anus yang berada di belakang terdorong ke bawah.
Passenger
Passenger utama
lewat jalan lahir adalah janin yang paling penting karena ukurannya paling
besar adalah kepala janin. Ukuran kepala lebih lebar dari pada bahu dan kurang
lebih ¼ dari panjang bayi. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir
pertama :
ü tengkorak janin
Kubah tengkorak terbentuk dari 5 buah tulang utama :
1. dua buah os parietal
2. dua buah os
parietalis 1 buah os oksipitalis
Sutura
Merupakan garis sambungan antara tulang-tulang tersebut
sutura yang utama adalah :
1. frontalis antara kedua
os frontalis
2. koronaria antara os
frontalis dan parientalis
3. sagitalis antara
kedua os parietalis
4. lamdoidea antara os
parietalis dan oksiput
Ubun-Ubun
Merupakan bagian kepala yang berdenyut tempat
pertemuan 2 sutura atau lebih.
A. Moulage
Tulang tengkorak janin berbentuk dari membran kemudian mengalami
kalsifikasi. Karena tulang tersebut tidak bersambung secara kaku bagian tepi
dapat saling bergeser di atas satu sama lain selama perjalanan kepala bayi.
B. Sikap
Kepala janin berat dalam sikap fleksi dengan dada merapat
selama proses persalinan normal.
Pada sikap ini terdapat 2 diameter yang terbesar.
Biparietal 9,5 cm
Suboksipito bregmatika 9,5 cm dari bagian tengkuk ke ubun-ubun anterior.
Kepala janin pada posisi fleksi adalah oksiput diameter yang terbesar
bentuk sirkuler.
Kepala bayi tetap fleksi sampai tahanan perineum dapat teratasi.
Diameter suboksipito prontal pada saat kepala bayi ekstensi besar 10 cm
merupakan diameter yang mergangkan vulva sebelum muka bayi terlihat.
2.3 Mekanisme Persalinan
Ø Penurunan (decent)
Sekitar 96% dari semua persalinan diawali dengan janin
dalam posisi fleksi, kepala ke bawah dan tubuhnya agak berputar ke sisi kanan
dan kiri. Sebagaimana kontraksi mulai terjadi kepala bergerak lebih ke dalam ke
pelvik dan dalam posisi menyamping, dengan wajah ke kanan dan oksiput ke kiri,
atau sebaliknya.
Ø Fleksi
Sebagimana kepala menurun, dagu lebih fleksi dan semakin
fleksi lagi ke dada, yang menyebabkan os occipitable di belakang kepala untuk
petunjuk jalan.
Ø Rotasi interna
Karena kepala mencapai tingkat spina isciadica, yang disebut
station O, struktur pelvik menyebabkan kepala untuk berbalik, atau berputar,
sehingga kepala akan dapat melewati tempat yang sangat sempit dalam pelvik.
Kemudian terus ke bawah, bergerak di bawah tulang pubis
Ø Ekstensi
Pada saat ini jalan lahir ini sudut suduh berubah.
Kepala, yang mengalami dorongan ke bawah pada dada fleksi, meluncur ke luar di
bawah tulang pubis dan melewati introitus, atau orivisium vagina, ke luar. Dagu
terangkat ke atas atau kestensi dan kepala lahir.
Ø Restitusi
Kini kepala bebas untuk berputar ke posisi normalnya dalam hubungan dengan
bahu.
Ø Rotasi eksternal
Bahu dan tubuh bayi biasanya meluncur dengan kesulitan
yang relatif sedikit karena kepala telah membuka jalan untuk bagian tubuh yang
lebih kecil. Sebagaimana hal ini terjadi, kepala berbalik atau berputar, dalam
hubungan yang normal dengan bahu.
Bila oksiput pada posterior, kepala bayi dan tubuhnya
tidak searah dengan kurvatura pelvik ibu. Bayi akan lahir dengan wajah
menghadap ke bahwah daripada ke atas, dan ibu mungkin mengalami sakit pada
pinggang serta persalinan yang lebih lama.
Ø Ekspulasi Plasenta
Segera setelah bayi lahir, uterus berkontraksi,
mengurangi permukaan internalnya sampai 400% sementara plasenta tetap dalam
ukuran yang sama. Hal ini akan
menyebabkan akar plasenta atau vili, untuk runtuh dari endometrium, memisahkan
plasenta dari uterus. Bila ujungnya tetap menleka, terkumpul darah di belakang
plasenta. Kemudian ketika plasenta runtuh, terjadi semprotan darah, dan
permukaan amnion keluar seperti payung yang terbuka.
Hal ini diesebut mekanisme Schultze’s nama orang yang
pertama kali menjelaskan hal tersebut. Terjadi dalam 80% persalinan. Bila
keseluruhan plasentas terpisah dalam waktu yang bersamaan, tidak terdapat
pengumpalan darah, dan plasenta dengan mudah meluncur keluar dengan sisi kedua
terlebih dahulu. Hal ini pertama kali dijelaskan oleh Ducan, sehingga disebut
mekanisme Ducan. Inn terjadi dalam 20 % persalinan.
Setelah plasenta terpisah
dan seblum uterus kembali berkontraksi, toto utersu cendrung untuk relaksasi.
Hal ini memungkinkan darah untuk mengalir dari sinus-sinus besar dalam uterus.
Darah menekan uterus dan menstimulus uterus untuk berkontraksi, mengubah uterus
dari massa spogiosa lembut menjasi bentuk bola bulat yang halus yang naik ke atas
pada dinding abdomen yang kita telah relaksasi.
Uterus harus tetap berkontraksi dan mengecil. Bila
terjadi relaksasi, kehilangan darah yang serius akan terjadi dalam beberapa
menit. Masase eksternal uterus melalui abdomen menstimulus uterus untuk berkontraksi,
menyebabkan sinus-sinus tertutup, dan mencegah perdarahan.
Ø Regresi Uterus
Uterus yang berat mungkin jatuh pada salah satu sisi atau
kembali ke dalam rongga abdomen. Untuk alasan ini beberapa lembaga yang
menyarankan ibu untuk berbaring telungkup ketika istirahat sampai regresi
uterus ke keadaan seblum kehamilan, sekitar 4 sampai 6 minggu. Setelah 10 hari
uterus biasanya turun ke dalam panggul sejati dan tidak lagi teraba dalam
abdomen. Refleks saraf yang diberikan oleh puting karena isapan bayi menstimulus
kelenjar pituitari untuk mensekresi oksitosin, yang menyebabkan kontraksi
uterus. Untuk alasan ini, regresi uterus dipercepat dengan menyusui.
KALA I/ kala pembukaan
·
Pengertian
Kala pertama dalam persalinan dimulai bila didapat
kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan lama yang memadai sehingga
terjadi perlunakan dan pembukaan dari serviks. Kala pertama dalam persalinan
berakhir bila serviks sudah membuka dengan lengkap yaitu bila serviks sudah
membuka sedemikian rupa sehingga dapat dilalui oleh kepala janin. Jadi kala pertama dari persalinan merupakan tahapan
dimana terjadi perlunakan dan pembukaan dari serviks (William, 1991)
·
Proses membukanya serviks sebagai akibat his yang dibagi
dalam dua fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif : diabgi 3 fase :
o
fase eksselerasi :
dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
o
fase dilatasi
maksimal : dalam waktu 2 jam berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
o
Fase deselerasi :
pemukaan lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Mekanisme Pembukaan Serviks :
o
Primigravida
Multigravida
o
Lamanya 10-12
jam 4-8 jam
o
Proses
pembukaan servik.
o
Serviks mendatar
dan menipis.
o
Serikv mendatar,
menipis dan membuka secara bersamaan.
o
Pembukaan servik
perjam ±1 cm ±2
·
Hal-hal yang terjadi pada kala I :
1. His
ü His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan
semakin meningkat frekuensinya.
ü Interval his makin lama makin pendek
ü Nyeri mulai dari bagian punggung kemudina menyebar ke
abdomen bawah
ü Mempengaruhi dilatasi dan pendataran serviks
ü Berjalan biasanya menyebabkan meningkatnya intensitas
kontraksi
2. Bloody show
Diartikan sebagai
keadaan terlibatnya mucus atau lendir yang disertai dengan sedikit darah yang
berasal daru ruptura pembuluh-pembuluh kapiler yang halus di dalam servik. Lendir
yang memenuhi canalis servicalis selama kehamilan disebut sebagai overculum.
3.
Pembukaan tonjolan
ketuban
·
Terbentuk di depan
kepla janin
·
Tonjolan ketuban
terasa tegang saat his dan dapat mengalami ruptus
·
Ruptura selaput
amnion dapat terjadi seitap saat tetapi biasanya terjadi pada akhir kala I
4. Dilatasi serviks
·
Dilatasi os
serviks eksterna terjadi secara bertahap5. Engagement atau Presenting
Pant
·
Pada
primigravida peristiwa ini terjadi 3-4 minggu sebelum proses persalina.
·
Pada multi
engagement terjadi setelah proses persalinan dimulai
Kala II atau Kala Pengeluaran
· Pengertian :
Merupakan stadium yang diawali dengan dilatasi sempurna
serviks danvdiakhiri dengan kelahiran bayi.
·
Lama kala kedua
Lamanya kala II (sejak pembukaan lengkap sampai lahir),
rata-rata berlangsung 50 menit untuk nullipara, dan 20 menit pada multipara,
tetapi hal ini dapat sangat bervariasi. (Pritchard, MacDonald, Grant, 1991).
Kemampuan ibu untuk menggunakan otot-otot abdomennya dan posisi bagian
presentasi berpengaruh pada durasi kala II . pada literatur lain, lamanya kala
II bisa berkahir sekitar 20 menit pada multipara dan 2 jam pada primipara. (Hamilton, 1995) atau bisa berlangsung rata-rata 1,5
jam pada primigravida dan pada multipara rata-rata 0,5 jam (Prawirohardjo,
2002)
·
Hal-hal yang terjadi pada kala II :
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat,
kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanyanya dalam hal ini kepala
janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada
otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak buang
air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam
vulva pada waktu his.
Bila dasar panggul sudah dapat lebih berelaksasi, kepala
tidak masuk lagi diluar his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan,
dan anggota bayi.
Kala III
Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri
dengan keluarnya plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul
his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis/fundus uteri.
Kadang-kadang ada sebagian uri yang melekat pada dinding
rahim. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir (dapat
ditunggu sampai 1 jam, tetapi tidak boleh ditunggu bila langsung dikeluarkan
secara manual dan diberikan uterus tonika. Hal ini juga dilakukan bila
perdarahan sudah > 500 cc). Kala uri ini merupakan waktu yang paling kritis
untuk mendegah perdarahan post partum.
Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase Pelepasan Uri
Proses pelepasan ini biasanya setahap demi setahap dan
pengumpulan darah di belakang uri adalah membantu uri ini. Plasenta biasanya
terlepas dalam 4-5 menit setelah anak lahir, malahan mungkin pelepasan sudah
mulai sewaktu anak lahir. Di tempat-tempat yang lepas terjadi perdarahan yaitu
antara plasenta dan desidua basalis, dan karena hematoma ini membesar, maka
seolah-olah plasenta terangkat dari dasarnya oleh hematoma tersebut sehingga
daerah pelepasan meluas.
Perdarahan ini disebut “retroplasenta hematoma”.
Cara lepasnya plasenta ada 2 macam :
- Secara SCHULTZE
Cara ini yang
paling sering terjadi (80%) dimana lepasnya seperti kita menutup paying. Yang
lepas terlebih dahulu adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasenta hematoma
yang menolak uri mula-mula bagian tengah kemudian seluruhnya menurut cara ini
perdarahan biasanya tidak ada sebelum palsenta lahir dan banyak setelah
plasenta lahir.
- Secara DUNCAN
Pelepasan mulai
darai pinggir plasenta sehingga bagian pinggir plasenta lahir terlebih dahulu.
Darah ini akan mengalir keluar antara selaput ketuban dengan diding rahim. Jadi
perdarahan sudah ada sejak bagian plasenta terlepas terus berlangsung sampai
seluruh plasensta lepas.
Pelepasan
secara Ducan terutama terjadi pada plasenta letak rendah.
2. Fase Pengeluaran Uri
Uri yang sudah terlepas akan terdorong oleh kontraksi
rahim ke SBR (Segmen Bawah Rahim) hal ini dibantu oleh tekanan abdominal
sehingga uri dapat dilahirkan 20% secara spontan selebihnya memerlukan
pertolongan.
Managemen Aktif Kala III
Langkah-langkah inti deskripsi dan keterangan :
o
Jepit dan gunting
tali pusat sedini mungkin dengan penjepitan tali pusat dini akan memulai
pelepasan plasenta.
o
Membrikan
oksitosin
o
Oksitosin
merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta.
o
Oksitosin 10 U IM dapat diberikan ketika kelahiran bahu
depan bayi jika petugas lebih dari 1 pasti hanya ada bayi tunggal
o
Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran
bayi jika hanya ada seorang petugas dan hanya ada bayi tunggal
o
Oksitosin 10 U IM dapat diulangi setelah 15 menit jika
plasenta belum lahir.
o
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu
atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
Melakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT (CCT/Controled Cord
Traction) PTT mempercepat kelahiran plasenta begitu sudah terlepas.
ü Satu tangan
diletakkan corpus uteri tepat diatas simfisis pubis selama kontraksi tangan
mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso cranial ke arah belakang kepala
ibu.
ü Tangan yang satu
memegang tali pusat dekat pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat
yang terus menerur dalam tegangan yang sama tangan ke uterus selama kontraksi.
Tangan pada uterus merasakan kontraksi ibu dapat juga memberi tahu petugas
ketika merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak berkontraksi tangan
petugas dapat tetap berada pada uterus tetapi bukan melakukan PTT.
Ulang langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai
plasenta terlepas. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar
plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Masa fundus segera setelah plasenta dan selaputnya
dilahirkan, masase fundus agar menimbulkan kotraksi. Hal ini dapat mengurangi
pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum. Jika uterus tidak
berkontraksi kuat selam 10-15 detik jika perdarahan hebat terjadi mulailahi
segera melakukan kompresi bimanual. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam
waktu 1-2 menit ikut protokol untuk perdarahan post partum.
2.4 Proses
Persalinan
Proses melahirkan/persalinan dalam
proses melahirkan bayi biasanya membuat gelisah sampai panik bagi orang tua
yang baru akan menjalani proses tersebut. Berkonsultasi terus dengan dokter atau
bidan adalah langkah tepat untuk mengetahui proses persalinan yang akan
dijalani nantinya.
Dokter atau bidan umumnya akan
menjelaskan secara dasar bahwa proses persalinan bayi secara normal ataupun
proses melahirkan normal itu terdiri dari 4 tahap proses :
a. Tahap
pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, transisi. Dalam
tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh.
b. Tahap kedua, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan
selamat.
c. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta.
d. Tahap keempat, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu
selama 1 jam usai plasenta keluar
Beberapa kejadian
yang akan dialami oleh ibu hamil saat akan melahirkan secara normal :
o kontraksi
o Leher rahim makin terbuka lebar
o Mendorong calon bayi sesuai petunjuk dokter/bidan
o Pengeluaran plasenta
Tips mempermudah melahirkan
Banyak orang-orang
tua memberi berbagai saran diantaranya :
-
minum minyak
kelapa murni VCO
-
Menelan telor ayam
kampung mentah
-
Meminum ramuan
rumput fatimah
-
Meminum
Habbatussauda
Agak berbeda jika
proses melahirkan dengan cara bedah Caesar kadang juga disebut dengan c-section
(cs). Bedah caesar merupakan proses persalinan (melahirkan bayi) dengan melalui
pembedahan dengan melakukan irisan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi)
untuk mengeluarkan bayi.
Bedah caesar
umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi medis lainnya.
Sebuah prosedur
persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan
spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anastesi serta bidan.
Ada juga proses
melahirkan dengan sedikit memaksa yaitu dengan istilah vakum dan forseps.
Persalinan dengan menggunakan vakum atau alat penghisap. Alat ini menjadi
semacam alat/energi tambahan, bagi ibu yang akan melahirkan ketika kekuatan
dorong si ibu sudah mulai melemah. Persalinan dengan menggunakan forseps adalah
proses persalinan dengan menggunakan alat bantu dari logam berbentuk sendok.
Hal ini sangat jarang dilakukan karena lebih beresiko.
Metode baru adalah melahirkan dengan cara persalinan hipnotis/hipnosis dan
proses persalinan di air. Persalinan dengan hipnosis tidak berubah metode dasar
melahirkan hanya persalinan ini dibantu dengan cara/tehnik relaksasi agar si
ibu tidak begitu merasakan sakit. Hampir mirip dengan persalinan di air yang
akan membuat si ibu lebih relaks dan si bayi keluar tanpa mengalami traumatis
dan menghadapi transisi dengan lembut, selembut air.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Proses melahirkan dengan sedikit ”memaksa” yaitu dengan
istilah vacum dan forsep persalinan dengan menggunakan vacum atau alat
pneghisap (negatif presure vacum extractor).
Persalinan dengan menggunakan forsep adalah proses
persalinan dengan menggunakan alat bantu dari logam berbentuk sendok.
Persalinan hipnotis tidak merubah metode dasar melaharkan
hanya persalinan ini dibantu dengan cara tehnik relaksasi agar si ibu tidak
begitu merasakan sakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah :
- Power
Kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja
otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu
ibu mengedan atau meneran.
- Passage
Merupakan bagian tulang panggul, serviks vagina dan dasar
panggul (displascement)
- Passenger
Terutama janin (secara khusus bagian kepala janin) plus
plasenta, selaput dan cairan ketuban atau amnio
.
Tips mempermudah melahirkan
Banyak orang-orang
tua memberi berbagai saran diantaranya :
-
minum minyak kelapa
murni VCO
-
Menelan telor ayam
kampung mentah
-
Meminum ramuan
rumput fatimah
-
Meminum
Habbatussauda
B.
SARAN
1.
Mahasiswa
Dalam
pengenalan fisioligi persalinan mahasiswa
diharapkan mampu mengetahui tentang fisiologi persalinan.
2.
Institusi
Pendidikan
Demi kelancaran
mahasiswa dalam mengenal tentang fisoilogi persalinan diharapkan
pada institusi mengajarkan lebih luas mengenai fiosoilogi persalinanan.
No comments:
Post a Comment